Konflik diantara dua warga, penganut Syiah dan Sunni di Desa Karang Gayam dan Desa Bluuran, Kabupaten Sampang Madura pada Minggu (26/8) kemarin yang mengakibatkan satu orang tewas dan beberapa unit rumah yang rata dengan tanah, dinilai oleh Menteri Agama RI Suryadharma Ali (SDA) akibat dialog keagamaan yang kurang maksimal.
Menurut SDA dialog keagamaan tersebut akan terus dimaksimalkan kedepannya, agar kedua belah pihak tidak berkonflik lagi. "Dialog sudah pernah dilakukan tapi kurang maksimal. Ini yang akan kita lakukan setelah melakukan tindakan emergency," katanya.
Tindakan yang sifatnya emergency tersebut, dijelaskan SDA adalah seperti pemulihan keamanan, mengobati korban yang luka-luka, dan evakuasi korban yang harus diprioritaskan. Karena pemulihan keamanan akan menciptakan situasi yang kondusif. "Langkah selanjutnya baru kita lakukan rehabilitasi bagaimana kerukunan antara kaum Sunni dan Syiah bisa hidup berdampingan secara damai," ungkapnya.
Dirinya juga mengakui bahwa peristiwa yang kedua kalinya ini menjadi peringatan yang cukup keras bagi pihaknya untuk bekerja lebih baik, sembari menambahkan bahwa peran tokoh masyarakat dan agama, aparat keamanan, pemerintah setempat sangat penting untuk membangun iklim yang rekonsiliatif dan penuh toleransi. "Kerusuhan yang kedua kalinya ini cukup menjadi tamparan bagi kita agar ke depan harus bekerja lebih baik lagi," ungkapnya.
Kejadian di Sampang menjadi parameter besar bahwa konflik yang dibumbui persoalan keyakinan, juga dialami oleh warga mayoritas dan menjadi persoalan. Dalam situasi ini langkah pemerintah diuji untuk dapat mengatasinya dengan solutif. Karena jika hal ini dapat diselesaikan, maka kasus yang sama dan dialami oleh warga minoritas pun akan juga terselesaikan dengan baik tanpa memakan waktu yang panjang.
Baca Juga :